Sabtu, 22 September 2012

cinta tak berujung









CINTA YANG TAK BERUJUNG        

Ai, sebut saja namaku Ai.  Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta, yang rata-rata pekerjanya memiliki kepribadian yang sangat bagus.  Aku seorang gadis biasa yang saat itu dalam proses pencarian jati diri. Aku masih belum tahu akan ku bawa kemana kehidupan ku ini. Aku masih belum tahu seperti apa kehidupan orang dewasa seusia ku. Bahkan aku pun belum tahu makna cinta yang sesungguhnya. Meskipun seharusnya ku sudah mulai mengerti tentang cinta dan kehidupan. Tapi kenyataannya, aku masih sangat kekanak-kanakan, yang masih belum mengerti arti kehidupan. Mungkin karena aku selama ini selalu menggantungkan semua aspek kehidupan ku pada orang tua ku.  Hal itu terus berlanjut, sampai akhirnya aku menjalani kisah ini. Kisah yang membuat ku, mengerti apa arti kehidupan dan apa arti sebuah cinta sejati.
Aku tak tau kapan semua ini berawal. Bahkan aku pun tak tau kapan aku bertemu  dan berkenalan dengan nya. Yang aku ingat, malam dimana dia mengucapkan sayang padaku  dan disaat dia  menjemput ku, sepulangnya aku dari tempat kakak sepupu ku. Betapa senangnya aku saat itu. Meskipun aku sadar aku dan dia sudah sama-sama mempunyai jalinan kasih dengan pasangan masing-masing di daerah lain. Meskipun demikian kami tetap menjalani hubungan ini, walaupun tanpa status.
Hubungan ku semakin berkembang, itu karena kami satu profesi, bekerja di tempat yang sama dan hampir setiap hari kami bertemu.  Suatu saat, ku dengar dia sudah tidak berhubungan dengan kekasihnya lagi. Jujur, ku sangat senang dan ingin rasanya menjalin hubungan yang serius dengannya. Akhirnya ku putuskan, ku akan  mencari alasan dan mencari kesempatan untuk mengakhiri hubungan ku dengan kekasih ku ( Ari ).  Dan berharap akan mempunyai status dengannya. Tak membutuhkan waktu yang lama ku benar-benar mendapatkan kesempatan itu.  Aku pun mengakhiri hubungan ku dengan kekasih ku.
Kenyataan dalam kehidupan ternyata tak seindah khayalan dan prediksi ku. Disaat kami mempunyai moment berdua, yang seharusnya bisa kami jadikan hari baik tuk menjalin kasih yang berstatus. Dia membaca pesan-pesan dari mantan kekasih ku ( Ari ), yang masih memanggil ku dengan sebutan sayank dan akupun melakukan hal yang sama. Mungkin itulah buruknya aku, aku selalu ingin bersikap baik dan menjalin hubungan baik dengan orang yang mungkin tidak seharusnya.  Dia menganggap ku berbohong tentang status ku saat itu. Ku sudah berusaha menjelaskannya, tapi dia tidak sedikitpun mendengarkan dan mempercayai penjelasan ku itu. Mungkin dia hanya berfikir aku ini seorang pembohong. Ku hanya bisa pasrah dengan semua itu. Karna aku seorang gadis yang pemalu dan selalu membesarkan rasa gengsi ku. Walaupun kegengsian ku itu akan membuat ku sengsara aku akan tetap mempertahankan itu.
Aku  terus saja menjalankan kisah yang sama. Mencintai dia tapi tak bisa memiliki. Mencintai dia, tapi dia tak menganggap cintaku ada.  Sampai suatu saat, Dia di terima bekerja di perusahaan  lain dengan profesi yang berbeda dengan ku. Aku senang karna dia akan mempunyai masa depan yang cerah di profesi barunya itu. Tapi jauh di lubuk hatiku yang terdalam aku sangat sedih. Karena aku mungkin tidak akan bertemu dengan orang yang sangat ku cintai. Kesedihan ku tak berakhir disini, tapi sebaliknya ini adalah awal dari kesedihan-kesedihan ku yang lain.
Waktu terus berjalan, Ku dengar dia sudah mempunyai kekasih baru bahkan mereka berencana untuk menikah. Dia selalu saja menceritakan tentang kekasihnya itu pada teman-teman kami meskipun di hadapan ku. Bahkan dia sering menceritakan tentang hubungan nya padaku. Aku cemburu, sakit, sedih, terluka, tapi aku tak bisa melakukan apapun.  Ku hanya bisa diam dan  berharap akan ada mukzijat yang bisa mempersatukan kami. Aku selalu berharap akan hal itu. Karena meskipun dia sudah berencana untuk menikah tapi dia selalu menunjukkan rasa sayangnya terhadap ku dan dia pun selalu  mengutarakan kalau dia menyayangi ku.
Terkadang ku berfikir, apa dia tidak pernah tahu, kalau dia sudah begitu menyakiti ku. Dia selalu saja mengucapkan cinta kepada ku tapi berhubungan dengan wanita lain. Dengan keadaan yang terus seperti itu, Rasa cinta ku berubah menjadi rasa benci. Aku sangat membenci dia, aku benci disaat dia bilang “ I LOVE U”, aku benci sikap sayangnya padaku, aku benci perhatian yang dia berikan padaku. Karena rasa benci itu, aku berubah menjadi orang, yang diriku sendiri pun tak mengenalnya. Sampai akhirnya ku memutuskan tuk menjalin kembali hubungan ku dengan mantan kekasih ku dan berniat untuk menyakiti dia, apapun caranya.
“Mungkin lewat temannya”. Yaa….. itulah cara yang terlintas difikiran ku.  Rizky (temannya, seorang pria yang cukup menarik, lajang, tapi sedikit angkuh) itulah kesan pertama ku bertemu dengan nya. Ku mulai berfikir, bagaimana cara mendekatinya dan bagaimana membuat dia jatuh hati padaku. Ku benar-benar serius ingin melakukan niat buruk ku, ku ingin memanfaatkan Rizky untuk menyakitinya. Ku berusaha membaca buku dan bertanya pada teman-teman ku “apa yang harus dilakukan wanita untuk menarik perhatian lelaki ?” ternyata dari semua jawaban yang ku temukan, fisik lah yang menjadi jawaban nomer satu. Dan ku mulai berniat untuk merubah penampilanku karna menurut ku tidak ada point plus dari fisik ku. Jadi ku berniat untuk merubah penampilan ku yang biasa ini menjadi daya tarik tersendiri. Ternyata….. tanpa ku harus melakukan perubahan apapun Risky dengan mudahnya masuk kedalam permainan ku. Dia mulai sering bertanya tentang kepribadian ku, sering mengirim pesan untuk ku, menghubungi ku bahkan main ke rumah ku. Hubungan ku dengan Risky semakin dekat sampai akhirnya dia mengungkapkan isi hatinya dan ingin menikahi ku. Ku mulai sadar kalau ku sudah terlalu jauh melangkah, ku semakin tidak tega tuk menyakiti Risky. Tpi aku tidak bisa jujur padanya  tentang apa yang sebenarnya sudah ku lakukan padanya, ku hanya terus menarik ulur Risky, tanpa memikirkan bagaimana perasaannya.
Rasa sakit hati ku lumayan terbalas. Disaat ku melihat tatapan matanya (orang yang ku benci)  di penuhi rasa cemburu,  dimalam dimana kami bertemu setelah lama kami tak bertemu. Dimalam itu Aku meminta Rizky (yang sudah bilang, ingin main ke rumah ku) untuk ke tempat kerja kami.  Sesuai keinginan ku Risky pun datang, disana kami banyak berbincang dengan senang. Akupun selalu menunjukan rasa bahagia ku berada  didekat Risky. Meskipun sebenarnya ku bahagia, karena aku bertemu dengannya dan melihat ekspresi cemburunya.
“JANGAN BERMAIN API, KALAU TIDAK INGIN TERBAKAR”  aku tak pernah menghiraukan pepatah itu. Aku terus bermain api tanpa takut akan terbakar. Aku terus menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasih ku Ari, berhubungan dengan Risky, berhubungan dengan teman kerja ku yang lain, berhubungan dengan teman sekampung  ku  dan juga dengan dia. Aku selalu bersikap baik terhadap mereka semua, tanpa menghiraukan bagaimana perasaan mereka, dan apa yang mereka fikirkan tentang aku. Aku melakukannya karna aku tidak ingin kehilangan orang-orang yang mencintai ku, aku juga ingin menjadi orang yang ramah dan tak mau menyakiti hati orang-orang yang mencintai ku. Tapi ternyata cara ku salah. Mereka menganggap kebaikan ku dengan memberi harapan kepada mereka. Aku ingin mengatakan sesungguhnya (bahwa aku tidak menyukai mereka, aku hanya mencintai dia)  tapi aku tidak bisa. Aku takut kehilangan mereka. Yaaa… kali ini cinta dan kehidupan ku, mengubah aku yang polos menjadi seorang wanita yang egois. Itulah aku saat itu…..
Hati ku mulai berkecamuk….  Karena itu bukan aku yang aku kenal. Aku tau ini salah, dan aku yakin aku akan mendapatkan ganjaran dari apa yang telah ku perbuat. Mungkin inilah awal dari terbakarnya aku. Aku mulai bingung bagaimana cara tuk mengakhiri semua ini. Tapi aku sungguh-sungguh berniat tuk mengakhiri semuanya. Aku ingin kembali ke diriku yang dulu. Banyak cara yang terfikir oleh ku, dan akhirnya ku memutuskan tuk melaksanakan cara yang terbaik tuk menyudahi semuanya.
Langkah pertama yang ku lakukan. Ku menceritakan semua yang kulakukan disini pada kekasih ku,  dan aku meminta putus. Dan sesuai keinginan ku kami pun putus. Tapi satu hal yang tidak bisa ku terima, ternyata kekasihku itu melakukan hal yang sama “SELINGKUH”. Dan mulai saat itu aku nggak percaya terhadap kesetiaan dan hubungan jarak jauh.
Langkah kedua, ku bilang sama Tamin (teman kerja ku sekaligus temannya juga) kalau aku tidak bisa menjalin hubungan serius dengannya, karena aku tidak suka menjalin hubungan dengan teman yang seprofesi dan satu tempat kerja. Tamin pun menerima itu, dan akhirnya kami menjalin hubungan yang sangat baik, kami bersahabat sampai sekarang.
Langkah ketiga, ku bilang tentang bagaimana perasaan ku terhadap TRi (teman sekampung ku). Ku meminta dia untuk tidak menghubungi ku lagi, jika dia terus berharap. Dan aku juga bilang TRi boleh menghubungi ku lagi, jika dia sudah bisa menerima keadaan itu, dan dia mulai menganggapku sebagai teman biasa.
Semua langkah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang ku harapkan. Akupun akan melanjutkan langkah terakhir ku.  Tpi ternyata langkah terakhir ku tak berjalan dengan lancar. Dan itu artinya kehidupan ini tak berpihak kepada ku. Langkah terakhir yang kan ku lakukan adalah menyudahi hubungan ku dengan Risky. Tapi semua tak sesuai dengan rencana ku. Setelah ku menolak untuk menikah dengannya. Risky bisa terima, tetapi Risky meminta supaya kami terus menjalin hubungan baik. Tentuuu….. ku kan melakukannya, karna biar bagaimanapun aku cukup menyayangi Risky, meskipun tidak mencintainya. Risky banyak memberikan support, memberitahukan pelajaran-pelajaran hidup, dan banyak hal yang tidak pernah ku dapatkan dari siapapun. Risky benar-benar menyayangi ku dengan tulus, akupun begitu. Mulai sejak itu kami saling ketergantungan satu sama lain. Dan akhirnya kami memutuskan untuk berkomitmen untuk berhubungan selayaknya kakak dan adik. Risky  selalu memanggil ku dengan sebutan “DE” dan akupun memanggilnya dengan sebutan “KK”. Setelah beberapa lama hal itu berjalan, ternyata KK sudah menikah, aku sama sekali tidak mengetahui hal itu. Justru aku mendengarnya dri teman-teman ku. Aku benar-benar terkejut, kenapa KK tidak pernah cerita padaku. padahal dimalam pernikahannyapun KK masih menelpon ku. Yang lebih mengejutkan KK menikah dengan kakak nya (orang yang selalu ku cintai sekaligus ku benci). Aku bener-bener shock pada saat itu, ternyata KK ku adalah kekasih dari kakak nya. Huuuuuffftttt….. apa jadinya kalau saat itu ku menerima ajakan menikah KK. Aku pasti akan menyesal sekali, karena mungkin aku akan menyakiti hati orang yang ku cintai. Yaaa….. tetapi aku merasa bahagia dan beruntung, atas pernikahan KK ku itu. Kisah ku terus berlanjut dengan KK dan menurutnya istrinyapun mengetahui akan hal itu.
Waktupun terus bergulir, dan kisah ku pun terus berlanjut. Pada saat semua teman ku berkumpul untuk mengerjakan tugas. Sperti biasanya dia  membuka Hand Phone ku dan membaca semua pesan masuk ku. Tentu saja dia membaca pesan masuk ku dari KK. Saat itu dia bilang, “kayanya ku kenal nomer ini” ku jawab “ nomer yang mana..?” dia jawab “KK”. Saat itu ku bersifat biasa saja, karena ku merasa tidak melakukan kesalahan. Sampai akhirnya dia marah, dengan intonasi bicaranya yang tinggi dia sedikit berteriak di depan teman-temanku “kamu tau… dia manggil istrinya dengan sebutan apa….!!!!” Ku tak bisa menjawab apapun. Seketika hatiku terasa sangat sakit. Sampai dia menjawabnya sendiri “DE…. Dan kakak ku memanggilnya KK” aku sangat sedih melihat tatapan matanya yang penuh emosi. Seolah-olah aku terdakwa yang harus di hukum mati. Aku malu didepan temanku dia melakukan itu padaku. Tapi aku tak bisa membantah apapun, karena aku yakin sepatah kata saja ku ucapkan, ku yakin airmata ku tak kan terbendung lagi. Ku hanya diam sambil terus berusaha menyelesaikan pekerjaan ku, meskipun ku tahu ku sudah tidak focus untuk menyelesaikananya. Sementara dia terus bercerita ke Sari (teman kami yang mendengar perkataannya tadi), dia bercerita berdasarkan persepsinya. Ku tak tahan lagi, disaat ku yakin bisa menahan airmata ku, ku mulai menyangkal semuanya. Akupun  bercerita tentang keadaan sebenarnya. Ku juga bilang “ mana aku tau Risky memanggil apa terhadap istrinya “. Tapi tetap saja dia tidak mau mengerti, dia terus menyalahkan ku. Sampai akhirnya ku menyerah dan berkata “ terserah kamu mau berfikir apa…” akhirnya Sari menengahi kami, Sari sebagai teman yang usianya jauh lebih dewasa dari kami menasehati kami banyak hal. Percekcokan kami terus berlanjut sampai aku pulang kerumah. Dia terus menelpon ku dan terus menyalahkan ku. Tapi dari semua tudingan-tudingan nya terhadapku terbersit makna yang lain. Dia meminta untuk kami bicara bertiga, aku, Risky dan dia. Untuk menyelesaikan masalah, ku kan mewujudkan itu. Akhirnya ku menghubungi KK dan menceritakan apa yang terjadi, bukan hanya itu, akupun menceritakan bagaimana hubungan ku sebenarnya dengan dia (adik iparnya).  Besok, tepatnya hari minggu kami akan bertemu. seharusnya masalah itu sudah cukup bisa dianggap selesai sampai disitu. Tpi dia terus menelpon dan memarahi ku. Tetapi yang membuat ku sedikit bingung, yang dia bicarakan justru bukan masalah itu, dia mengungkit-ungkit kisah kami. Dia bilang dia pernah ingin serius dengan ku, tpi ternyata ku bohong, ku masih berhubungan dengan mantan ku. Mungkin yang dia maksud adalah moment disaat kmi pergi berdua dan dia membaca pesan masuk dan terkirim ku. Aku benar-benar bingung. Dan aku juga berfikir sebenarnya apa yg dia permasalahkan hubungan ku dengan Risky sebagai kakak iparnya, atau hubungannya dengan ku….  Aku ingin menyudahi semua tudingan-tudingannya yang selalu menyalahkan ku. Akhirnya Ku bicara “ok… begini kalau masalah ku dengan Risky, ini masalah yang sepele, ini hanya misunderstanding, besokpun semuanya akan selesai. Dan masalah kebohongan yg kmu tudingkan itu, aku sama sekali gak berbohong, saat itu aku memang sudah benar-benar putus dengan nya. Dan sekarang apa yang kamu mau…” tanpa memperdulikan gengsi ku lagi ku bertanya padanya “ apa kamu masih mau bersama ku….? Apa kamu masih mau mencintai ku….?” Dia menjawab “ aku mencintai kamu,  tapi sekarang aku tidak bisa meninggalkannya” batapa sakitnya hati ku saat mendengar jawabannya, sudah cukup ku sakit karna semua tuduhan-tuduhan kasarnya yang seolah memfonis ku sebagai wanita jahat yg mengganggu rumah tangga kakaknya, dan juga memfonis ku sebagai seorang pembohong, ditambah jawabanya yang seolah aku bukan pilihan yang baik untuknya. Dan setelah itu ku langsung menutup telponnya, dan mulai merenungi nasib ku yang sperti ini. Ku begitu mencintainya tapi apa balasan yang ku dapat darinya…… rasa benci ku semakin bertambah padanya. Tapi jujur aku tetap mencintainya.
Minggu pun tiba, aku, Risky dan dia berkumpul di tempat Sari. Kami berusaha untuk menyelasaikan masalah, yang sebenarnya dan seharusnya sudah selesai. Kami banyak berdebat tentang argument-argument yang kami simpulkan sendiri. Terutama dia,, dia juga seolah mempermasalahkan tentang hubungan ku dengan orang lain via handphone.  Akhirnya masalah Risky terselesaikan dengan perginya Risky untuk menjemput istrinya. Tapi kami bertiga masih saja berdiskusi tentang hal-hal itu. Seperti yang ku bilang dia mempermasalahkan hubungan ku melalui HP. Emosi ku pun mulai tak terkendali dan terbawa oleh suasana. Dengan spontan Ku mematikan handphone ku, membuka tutupnya, mengambil baterainya dan membuang kartu ku dan berkata “puas…”. Ku sama sekali tak berfikir apa dampak yang kan ku dapat dari emosi ku itu. Akhirnya suasana mulai terkendali lagi, kamipun berpamitan pulang. Selama di jalan menuju ke rumah ku, kami hanya saling terdiam, sampai akhirnya dia berkata “ mau ku anterin beli kartu perdana gak…?”  seketika ku menjawab “ ya udah, anterin” sepanjang jalan aku dan dia saling bercanda, seolah tak pernah ada kejadian apapun. Setelah sampai di rumah. Ku mulai sadar. Kalau semua nomer telfon teman-teman dan saudaraku tersimpan di SIM CARD. Huuuufffttt….. betapa menyesalnya aku, karena emosi sesaat ku, ku kehilangan semua teman baik ku yang tak bisa ku jumpai, tanpa berkomunikasi terlebih dahulu. Ku benar-benar kehilangan semua teman-teman terbaik ku. 
Hari berganti hari bahkan bulanpun sudah turut berganti, kehidupan ku pun juga berganti. Ku benar benar membuka lembaran baru hidup ku tanpa ada seorang temanpun disisi ku. Ku hanya di temani oleh diary ku yang selalu setia mendengarkan keluh kesah ku tanpa bisa berkomentar apapun ataupun meberikan masukan-masukan yang bisa memperbaiki kehidupan ku. Kehidupan ku benar-benar hampa. Dan selama itu pula ku tidak berhubungan dengannya. Hanya bisa melihatnya saja. Walaupun begitu aku sudah cukup bahagia.
Suatu saat, dia meminta nomer telepon ku, dengan senang hati ku memberikan nomer telepon ku padanya. Dan mulai saat itulah kami mulai berhubungan kembali. Ku kira ku sudah bisa melupakannya, ku kira ku sudah tidak mencintainya. Tapi ternyata semua salah. Meskipun kami sudah lama tidak berhubungan. Tapi perasaan ku terhadapnya masih sama. Aku benar-benar mencintainya. Meskipun ku tau dia tidak mencintaiku, mungkin dia hanya mempermainkan ku. Tpi aku tidak perduli tentang hal itu, aku tetap mencintainya. Yaaa….. begithulah rasa cinta ku terhadapnya.
“LIFE MUST GO ON” ku selalu teringat akan slogan itu. Aku gak boleh diam di tempat. Aku harus melakukan suatu hal untuk masa depan ku. Salah satunya ku sudah harus mulai berfikir untuk menikah. Dan hal konyol yang selalu terlintas dalam fikiran ku, ada mukjizat yang akan mempersatukan aku dengan dirinya dalam ikatan pernikahan. Tapi itu hanya khayalan. Khayalan tidak akan mungkin terjadi. Karena kenyataannya sekarang, rencana pernikahan mereka sudah mulai didepan mata dan tak akan mungkin batal. Disaat itu juga ku mulai berfikir untuk menjalin komitmen serius dengan lelaki lain, dan tak harus ada cinta. Karena mungkin cinta akan tumbuh dengan sendirinya.
Keputusan ku jatuh pada satu orang. MAS…. Ku selalu memanggilnya dengan sebutan itu. Dia berasal dari keluarga sederhana, tpi dia mempunyai keinginan besar untuk membuat dia dan keluarganya sukses, pengetahuan agama dia dan keluarganya sangat bagus. Dia juga sangat mencintai ku dan alasan utama ku memilihnya karena dia seorang PNS di perusahaan Negara yang sangat ternama. Ku berfikir kehidupan ku dan anak-anakku nantinya akan   terjamin jika ku menikah dengannya. Ku sudah tidak lagi memperdulikan adanya cinta, karena seperti yang tadi sudah ku bilang, cinta akan tumbuh dengan sendirinya jika kita sudah terbiasa dengannya. Lagipula aku sudah pernah merasakan cinta, dan itu hanya membuat ku menderita bukan bahagia. Sampai akhirnya ku mulai menjalin hubungan serius dengan Mas. Hubungan kami terus berlanjut, kebohongan ku pun terus berlanjut. Ku selalu berpura-pura klo ku sangat mencintai Mas. Kebohongan ku terus berlanjut seiring dengan kenyataan klo aku masih tetap mencintai dia. Rencana pernikahan dia pun sudah semakin dekat, begitupun rencana pernikahan ku. Semakin dekat bulan juli, semakin penat yang ku rasakan. Aku tidak sanggup, aku tidak sanggup untuk meneruskan kebohongan ku, dan akupun tidak sanggup melanjutkan hubungan ku dengan Mas yang terlalu possessive. Aku tidak mau kalau aku selalu diawasinya. Kemanapun ku pergi dia selalu ingin mengantar dan menjemput ku. Apapun yang ku lakukan dia selalu ingin tau. Aku butuh waktu untuk tidak selalu bersamanya. Rasa cintanya yang berlebihan, semakin mengikat ku. Dan aku tak suka itu. Ku mulai berfikir, apa aku bisa hidup bersamanya…. Apa suatu saat nanti aku bisa mencintainya…. Sementara kenyataannya  semakin penat yang ku rasakan. Mungkin aku tidak bisa.  21 april, tepat dihari ulang tahunnya ku memutuskannya tanpa alasan yang jelas. Ku tidak memperdulikan permohonan-permohonananya. Mas memohon padaku seperti seorang babu rendahan memohon kepada majikannya. Tapi aku sama sekali tidak memperdulikannya. Yaaa…. Sejahat itulah aku pada saat itu. dan  Saat itu ku sama sekali tidak ingat kalau hari itu adalah hari ulang tahun Mas. Wajar saja kalau dia begitu membenci ku. Bahkan dia mulai memberi terror dan ancaman-ancaman yang tak ku pungkiri membuat ku sangat takut. Dia selalu mengancam untuk menyakitiku, menyumpahi ku dan berjanji akan melakukan hal yang akan membuat ku menyesal telah menyakitinya. Aku sama sekali tidak merasakan sakit karena putus cinta, aku tidak bersedih bahkan akupun tidak menyesal. Mungkin ini semua karena aku tidak mencintainya.
Setelah semua kejadian ini, aku mulai susah untuk membuka hatiku. Aku mulai trauma dengan yang namanya cinta. Antara mencintai ataupun dicintai, tak ada satupun yang membuat ku benar-benar bahagia.  Memang terkadang ku sedikit bahagia tetapi hanya sebuah kebahagiaan yang semu. Apapun itu, ku sudah tak perduli dengan yang namanya cinta. Ku mulai pasrah akan apa yang ditakdirkan oleh allah.
Perasaan ku mulai tenang tanpa ada yang namanya CINTA. Ku bahagia dengan kehidupan ku sekarang ini. Bebas melakukan apapun dan dengan siapapun. Tapi semua tak berjalan lama, hati ku kembali terusik dengan kabar pernikahannya. Aku berusaha tuk tak memikirkannya, tetapi hal itu selalu terlintas dipikiran ku. Akhirnya harapan ku musnah, seiring dengan adanya surat undangan pernikahannya. ternyata kehidupan  memang tak berpihak padaku…. Ku benar-benar kalut, penat, saat melihat surat undangan itu diatas meja kantor ku. Terasa hanya ada aku dan undangan itu dikantor, sepi, sunyi senyap yang ku rasakan. Ku serasa tak mempunyai sedikit tenagapun untuk menarik nafas ku. Ku berharap saat itu ku mempunyai banyak tenaga untuk berteriak. “Hhhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…………………” tapi ku sama sekali tak mempunyai tenaga untuk itu. Tapi tiba-tiba ku tersadar dengan banyaknya suara yang berkata “ sabar…….” Ternyata ku tak sendiri, banyak teman-teman yang sedang menggoda dan mengganggu ku. Mereka semua terus mengganggu ku dengan perkataan-perkataan yang seolah mereka mengetahui perasaan ku saat itu. Ku bersyukur, ternyata allah masih memberikan tenaga untuk ku tersenyum dan menyangkal perkataan-perkataan mereka. Tapi kenapa waktu  berjalan sangat lama…… ku sudah tak sanggup tuk mengelak dan tersenyum lagi. Aku sudah benar-benar akan tumbang. Ku mohon hentikan semuanya…… ku sudah tak sanggup menahannya…….  
Satu minggu ini terasa sangat panjang. Dan aku sudah mulai terbiasa  dengan perkataan “ jangan nangis buuu….”. perkataan itu selalu dikeluarkan oleh teman-teman ku yang menganggap aku adalah mantan kekasihnya. akupun sudah mulai tegar dan bersiap untuk datangnya hari itu. hari dimana ku harus melihat orang yang sangat ku cintai bersanding dengan wanita lain dipelaminan. Mungkin inilah akhir dari cinta ku. Ku harus bisa menerima takdir ini. Aku selalu berkata dalam hatiku sendiri “aku bisa, aku bisa, aku bisa,  ya…. Aku pasti bisa.” 
Hari yang ku tunggupun tiba. Aku sudah mempersiapkan diriku untuk menghadapi hari itu. Ku bersiap untuk menuju tempat kerja ku, karna ada rapat yang harus ku hadiri sebelum ku menghadiri acara pernikahannya. Sesampainya ditempat kerja ku, ku disambut dengan godaan-godaan teman-teman ku. Semuanya bisa ku terima karena ku sudah memprediksi hal ini sebelumnya. Senyum ceria ku terus berkembang dari awal rapat sampai rapat berakhir. Selama perjalanan menuju tempat resepsinya, aku terus bercanda gurau dengan teman ku, senyum ku terus saja merekah di wajah ku. Begitu sampai di depan gedung resepsi, tiba-tiba suasana hati ku berubah, ku menghela nafas panjang seolah ingin mengisi cadangan nafas ku, jika nanti ku tak mempunyai tenaga untuk bernafas lagi. Ku berjalan kearah gedung dengan senyuman terbaik ku. Tapi apa yang dilakukan teman-teman ku, mereka semua tak bicara sepatah katapun, aku tidak mengaharapkan itu, ku berharap mereka terus menggoda ku, agar aku bisa terus tersenyum. Ku terus berjalan kearah meja tamu, menulis nama dan alamat  ku. Ku masih sanggup melakukannya.  Tapi…. Setelah pandangan ku kearah depan… ku mulai tak sanggup lagi tuk bernafas, ku tak punya tenaga untuk melakukan apapun, tak ada sedikitpun tenaga yang tersisa dalam tubuh ku, sekujur tubuh ku terasa dingin dan ringan, seolah tak ada sehelai benangpun yang tersangkut dalam tubuh ku. Aku benar-benar tak tau apa yang terjadi pada tubuh ku. Ku merasa tak ada siapapun di gedung itu. Semua terasa kosong dan gelap. Yang terlihat oleh ku hanya dia yang sedang bersanding dengan istrinya. Ya…. Istrinya…. Sakit rasanya…. Hancur…. Terluka…. Aku sangat membencinya….. kenapa dia harus selalu mengucapkan cinta padaku… jika kenyataannya dia lebih mencintai istrinya.  aku sangat membencinya….
Tiba-tiba ada sentuhan hangat, yang menyentuh tangan ku. Sentuhan itu menyadarkan ku dari kesedihanku. Perlahan tatapan ku ku alihkan kepada sipemilik sentuhan hangat itu. Ternyata Sari lah sipemilik sentuhan itu, dia menatap  mata ku, dengan tatapan yang penuh makna, seolah ingin menguatkan ku. Rasanya ku ingin menangis dipelukannya, tapi tak mungkin ku lakukan itu. Ku hanya bisa menggenggam tangannya erat-erat, seolah ku ingin meminta perlindungan darinya. Akhirnya dia berkata, “ kmu pasti bisa” akupun hanya mampu tersenyum. Ku berjalan menuju sepasang pengantin yang sedang berbahagia itu, dengan sejuta beban yang ada dipundakku. Ku berusaha kuat, dan aku yakin aku pasti kuat. Ku melihat di kanan kiri ku, banyak photo-photo mereka, kata-kata mutiara yang pasti mereka buat dengan penuh rasa cinta. Hiasan-hiasan itu seolah mencambukku dengan sangat kerasnya, sehingga membuat ku tak sanggup berjalan lagi. Sampai akhirnya ku mulai berjabat tangan dengan si pengantin lelaki yang berkata “ terima kasih ya bu..”  haaahhhh….. kata-kata yang sangat manis. Sehingga membuat ku teriris. Air mata ku mulai tak terbendung disaat ku turun dari pelaminan dan mendengar teman ku berkata “ nangiiiisss….!!!!!”. aku sungguh-sungguh tak tahu bagaimana cara menahan airmata ku lagi…. Akhirnya Tanpa menghiraukan mreka lagi ku mulai mengambil hidangan yang disajikan. Ku langsung melahapnya dengan harapan ku bisa menelan semua kesedihan ini bersamaan dengan tertelannya hidangan itu….. setelah itu ku mulai tak sadar dengan apa yg kulakukan, Aku sama sekali tak mengingat apapun. Sampai akhirnya ku sudah berada di tepi laut. Dan meluapkan semua kesedihan ku.  Ku menangis, berteriak,  meluapkan semuanya…. Ku berharap, tak ada lagi kehidupan setelah ini. Ingin rasanya ku tenggelam di laut itu, ku ingin tenggelam bersama dengan cinta ku ini.   Sampai akhirnya ku sadar ku dilahirkan dan dibesarkan bukan untuk menjadi seorang wanita bodoh. Ini hanyalah ending dari cinta ku bersamanya.                                                              





                                                                        ˜v END v





Ternyata pernikahannya bukan lah  ending dari kisah ku dengannya. Ternyata ini bukan pula ending dari cinta ku padanya. aku tak mengerti diriku sendiri. Mungkin ini yang disebut dengan cinta. Banyak sekali yang mengatakan “cinta itu buta”,  “cinta tak mengenal logika”, “cinta bisa membuat orang bahagia”,  “cinta itu indah”, tapi terkadang  ”cinta juga menyakitkan”. Ya… itulah cinta satu kata berjuta makna. Dan inilah yang kurasakan padanya. Aku  tak tahu apa yang membuatku begitu mencintainya, aku tak bisa sedikitpun membencinya, apapun yang dia lakukan terhadap ku aku tetap mencintainya. Bahkan  aku tak bisa menerima satu lelakipun untuk memiliki hati ku.  
Mencintai ternyata tak semudah seperti yang ku bayangkan. Ku harus rela membiarkan orang yang ku cintai bahagai dengan wanita lain. Ku harus selalu mendengarnya bercerita tentang istrinya, ku harus selalu siap melihat, mendengar hal-hal yang selalu menyulut api cemburu ku. Aku harus menahan rasa cemburu ku, jika dia sudah mulai menyinggung tentang istrinya, rumahnya, saudaranya atau apapun itu yang berhubungan dengan kehidupan keluarganya.   seharusnya ku tak cemburu karena aku tak berhak untuk cemburu. Tapi tak apalah… ku rela tuk melakukan dan merasakan apapun, asalkan dia bahagia.
Seperti yang ku bilang cinta ku tak berakhir dan mungkin tak kan pernah berakhir. Ku begitu mencintainya lebih dari apapun. Tapi ternyata cinta ku tak bertepuk sebelah tangan. Dulu aku selalu meragukan cintanya, aku tak pernah percaya pada cintanya. Tapi sekarang dengan banyaknya bukti yang ku lihat dan ku rasakan, aku mulai mempercayainya. Tapi terlambat, semuanya sudah terlambat. Aku akan melakukan kesalahan dan mungkin aku akan menjadi orang yang sangat jahat dan dipandang hina jika aku terus memupuk rasa ini dan terus berhubungan dengannya. Jika aku terus melakukan itu, bukan hanya aku yang akan menjadi sampah masyarakat, tetapi mungkin dia juga. Jika itu hanya terjadi dengan ku, aku rela, tapi aku tidak akan pernah rela  jika orang yang ku cintai, dipandang hina oleh orang lain. Disaat itu juga ku mulai berfikir, Apa yang harus ku perbuat untuk menghentikan ini semua…..
Seharusnya  aku menghindar dan menjauh darinya, tapi apa yang ku perbuat….. aku justru semakin berani untuk mengutarakan rasa sayang ku padanya, dan dia pun melakukan hal yang sama. Hubungan kami jauh lebih erat dibandingkan dulu. Sekarang aku dan dia sudah saling percaya bahwa kami memang benar-benar saling mencintai. Bukan hanya kami yang mengerti dan sadar akan hal ini, teman-teman kami pun terkadang menilai kalau memang diantara kami masih ada perasaan cinta yang mendalam. Tidak sedikit teman yang menanyakan tentang hubungan kami. Mereka selalu bilang dari tingkah laku kami dan dari mata kami masih terlihat cinta. Dari sinilah ku mulai sadar, kalau ini awal dari masalah besar. Ku mulai bingung apa yang harus ku lakukan. Akhirnya, ku mulai mengusik akan hal ini terhadapnya. Kamipun mulai mencari jalan terbaik yang tak merugikan kami berdua.
“PERPISAHAN”.  Ku menyarankan, sebaiknya aku keluar dari tempat kerja ini, dan dia tetap disni. Tapi dia bilang “gak adil, dulu siapa yang menyuruh ku tetap bertahan disini..” sekilas ku teringat masa lalu, yaaa…. Memang ku dulu memintanya tuk tetap disni, aku tak menyangka ternyata dia masih teringat akan hal itu. Dan itu, membuat rasa sayang ku semakin bertambah. Haaaahhh….. aku jadi tidak yakin bisa meninggalkannya…..
“BERSAMA”. Tetap bekerja disni, dengan harapan bisa terus sama-sama dan terus berhubungan seperti ini sampai tua, tanpa memperdulikan apa kata orang atau apa yang difikirkan orang tentang kami. Kami juga yakin selama kami tidak melakukan hal yang salah, kami tidak akan mendapatkan masalah. Yaaa….. keputusan inilah yang akan kami jalankan.
Hari-hari kami jalani dengan penuh rasa cinta. Dan kami membiarkan rasa cinta ini terus mengalir, tanpa kami sadari kalau rasa cinta itu akan semakin bersemi. Sejenak aku merasa telah memilikinya, aku ingin selalu bersamanya, dan rasa itu terus berkembang aku jadi ingin memiliki dia seutuhnya. Karena perasaan ini, terkadang membuat ku berkhayal seandainya dia berpisah dengan istrinya. Astagfirullah…. Ya ALLAH maaf aku salah…. Tidak sepantasnya aku berfikir seperti itu, tapi itu tak terkendali, hal itu benar-benar diluar kesadaran ku. Hal itu selalu saja muncul didalam fikiran ku. Solah-olah aku siap menunggunya sampai saat itu tiba.
Aku benar-benar mencintainya. Aku sangat bahagia bisa terus berhubungan dengannya. Terasa seperti ABG yang sedang dimabuk cinta. Bahagia….. rasanya jika aku bisa terus berada dalam pelukannya. Tapi itu tak mungkin….. dia sudah mempunyai istri yang mungkin jauh lebih dia cintai. Dan mungkin suatu saat aku akan dicampakkan olehnya. Hhhaaahhh…. Sudahlah, biarkan apa yang akan terjadi nanti, yang terpenting sekarang aku ingin membuat dia bahagia, sama seperti tujuannya ‘INGIN MELIHAT KU BAHAGIA’.
Karena kebahagian ku ini, aku mulai berharap lagi. Harapan yang seharusnya tidak pernah ada. Karena itu suatu harapan yang tidak akan pernah terwujud. Aku harus sadar siapa aku, aku tak boleh berharap lagi… tapi disaat ku ingin menghentikan harapan ku tiba-tiba saja dia ingin mengutarakan suatu hal, tapi tidak jadi dia utarakan. Dan anehnya kenapa aku berfikir, kalau dia ingin mengutarakan hal yang sama dengan apa yang suka ku fikirkan. Ku semakin penasaran apa yang ingin dia katakan. Tapi dia tak mengatakannya. Aku tak menyerah begitu saja, ku yakin dia mempunyai pemikiran yang sama. Akupun terus membujuknya. Sampai akhirnya  dia mengatakan “ seandainya nanti kamu sudah menikah. Dan kamu mempunyai kesempatan untuk berpisah, akupun mempunyai kesempatan untuk berpisah. Mungkin kita bisa bersama”.  Sejenak ku terkejut, ku sama sekali tak menyangka, kalau dia akan memikirkan hal yang sama. Bodohnya aku juga mengutarakan fikiran ku itu kepadanya. Seharusnya aku tidak melakukan itu. Karena itu hanya akan membuat kami semakin berharap. Tak mustahil, itu akan terjadi jika kami terus seperti ini. Karena ku yakin kami tidak akan bisa menyimpan perasaan ini selamanya. Suatu saat nanti semua akan mengetahuinya.
Ku jadi teringat guru ku di smp. Disaat ku masih duduk dikelas 2 smp, ada seorang guru yang namanya Yeni, kami selalu memanggilnya dengan sebutan bu yeni. Dia adalah guru terfavorite di smp kami. dia cantik, baik, dan juga ramah. Satu hal yang membuat kami tambah menyukai dia, karena dia mempunyai suami yang sangat  tampan dan  mereka terlihat sangat serasi.  Tetapi setelah ku duduk di kelas 3 smp, ku mulai mendengar gossip, kalau bu yeni berhubungan dengan pak Endang. Tak ada satupun yang percaya tentang itu, karena mustahil bu Yeni yang cantik dan sudah mempunyai suami yang tampan menyukai pak Endang yang menurut kami biasa-biasa saja. Gossip tinggal gossip dan waktupun terus berlalu, akupun tak pernah mendengar kabar dari guru-guru smp ku. Tetapi setelah 7 atau 8 tahun berlalu,  aku mendengar berita kalau dia sudah menikah dengan pak Endang dan ternyata dia sudah mempunyai anak dari pak Endang. Ooohhhh….. jadi ternyata gossip itu benar adanya…. Tapi apakah kisah ku akan sama seperti mereka….?? Who knows…..

Aku takut….. hubungan kami semakin dekat, aku takut….. biar bagaimanapun aku salah, aku melakukan kesalahan. Mungkin memang benar apa kata teman ku. Aku ini cewek murahan, cewek gampangan dan cewek yang suka merebut suami orang. Sekilas kata-kata itu membuat ku sakit, tapi aku terima, karena secara tidak langsung mungkin begitu lah aku. Tetapi seketika ku teringat orang tua ku, mereka membesarkan ku, mendidik ku, menyekolahkan ku agar aku bisa menjadi wanita yang baik dalam segala hal, bukan menjadi wanita murahan yang mengganggu rumah tangga orang lain. Aku tidak bisa banyangkan, jika mereka mendengar dari mulut orang, bahwa putrinya mengganggu dan berhubungan dengan pria yang sudah berkeluarga. Ya allah…… aku tidak ingin mengecewakan orang tua ku…. Tapi mengapa kehidupan ku seperti ini… aku tidak bisa mencintai lelaki lain. Kenapa harus dia seorang lelaki yang sudah berkeluarga yang aku cintai.  Yaaa….. mungkin memang benar kata orang, cinta itu memang buta dan tak ada logika. Aku sungguh bahagia bila berada di dekatnya, meskipun banyak kesedihan yang tidak bisa ku pungkiri bila bersamanya. Aku berharap aku bisa hidup bersamanya. Tapi itu tidak mungkin.
Disaat itulah ku mulai berfikir untuk benar-benar memberikan ending pada kisah ku. Karena mungkin hanya aku yang bisa memberikan ending di kisah ini.ku harus memutuskan hal yang terbaik untuk ku dan juga untuknya. ku yakin jika kami terus bersama seperti ini, semuanya tidak akan pernah berakhir. Bahkan mungkin kami akan terus membuat kesalahan-kesalahan yang mungkin akan menjadi kesalahan terbesar. Mungkin ini keputusan terbaik, ku putuskan untuk keluar dari tempat kerja ku tanpa sepengetahuan dia.
 Pada awalnya ku ragu untuk memutuskan hal ini. Ku masih belum yakin kalau ku bisa hidup tanpa dia. Ku masih beranggapan kalau dia pun benar-benar mencintai ku seperti aku mencintainya. Sampai akhirnya ku tau bagaimana perasaan dia yang sesungguhnya.  Iya…. mungkin memang dia mencintai ku, tapi dia lebih mencintai istrinya. Yaa…. Itu wajar, karena istrinya adalah wanita terbaik yang menjadi pilihannya. Ku bisa melihat itu dari sikapnya. Di waktu kami bersama, dia begitu gelisah saat istrinya memintanya untuk menjemput. Dilain waktu disaat kami sedang bersama, dia pun melakukan hal yang sama ketika istrinya memintanya untuk pulang. Meskipun dia tahu bahwa saat itu ku masih ingin bersamanya. Tapi tetap saja dia memutuskan untuk pulang. Bukti itu sudah cukup untuk ku, untuk menjalankan semua rencana ku.
Ku bertekad akan menggunakan hari-hari selanjutnya untuk mencari tempat kerja yang baru. Ku mulai dengan menyebarkan surat-surat lamaran kerja ku ke banyak perusahaan. Ku sungguh berharap ada satu tempat kerja yang membutuhkan ku, dan menerima ku bekerja disana. Karena dengan ini semuanya akan berakhir. Dan karena dengan ini ku akan membuatnya bahagia, tanpa pernah memikirkan tentang aku lagi.
Disinilah aku akan menguji kehidupan ku dan akan mendapatkan jalan keluar atau hal yang harus aku lakukan dalam kehidupan ku bersamanya. Keputusan ku akan bertumpu pada takdir ku ini. Jika allah menakdirkan aku diterima bekerja, itu artinya aku memang harus berpisah dengan dia. Tetapi sebaliknya, jika tak ada satupun perusahaan yang menerima ku bekerja, itu artinya aku memang harus terus menjalankan hubungan ku yang salah ini. Toh, aku sudah berusaha untuk mengakhiri semuanya dan kembali menjalani kehidupan tanpa adanya kesalahan ini.
Tapi  lagi-lagi ku kecewa dengan kehidupan, aku sama sekali tak mengerti dengan takdir yang diberikan oleh ALLAH. Aku semakin tak mengerti dengan kehidupan ini. Kenapa aku justru semakin diberikan kesempatan untuk menjalani sebuah kesalahan. Bukankah kehidupan menuntut manusia untuk melakukan hal yang terbaik. Tetapi kenapa tidak dengan ku.....
Akhirnya sampai saat ini aku terus mencintai dia, dan semakin mencintainya. Begitupun dirinya, dia terus mencintai ku, meskipun dia jauh lebih mencintai istrinya.  Dia tetap bisa membagi sedikit hatinya untuk ku. Meskipun demikian aku sudah cukup puas. Aku bisa terima keadaan ini, aku bisa menerima kehidupan yang ditakdirkan ALLAH untuk ku.
Dari sinilah aku belajar tentang kehidupan dan cinta. Ternyata kehidupan tidak selamanya bisa berpihak kepada kita. Kehidupan tidak bisa kita prediksi. Dan kehidupan tidak bisa kita pilih. Hanya ALLAH lah yang berhak atas kehidupan kita. Sementara cinta..... cinta tak selamanya bisa memiliki. “LOVE IS NOT MINE” ya..... inilah cinta ku...... cinta yang tak kan pernah tau  akan dibawa kemana, cinta yang  tak kan pernah berakhir sampai kapanpun  dan  “CINTA YANG TAK PERNAH BERUJUNG.”




JUST FOR YOU




Aku harap, dengan ku menulis semuanya, aku bisa memohon maaf padamu. Aku tidak bisa mengungkapkan semuanya secara langsung , hanya inilah cara ku tuk mengakui semuanya. Aku harap kamu mengerti apa yang ku lakukan, dan memaafkan semua tindakan-tindakan bodoh ku yang mungkin menyakiti mu.


MAAF……………
Maaf Cuma kata ini yang bisa ku ucapkan.
Maaf karena aku telah hadir di hidup mu.
Maaf karena aku telah menjadi beban mu.
Maaf atas semua yang ku lakukan padamu.
Dan maaf karena aku telah mencintai mu.



         ˜  9    23-9-12-12    1-12-23-1-25-19    12-15-22-5    25-15-21 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar